Pembatalan Event Harganas 2025 Oleh BKKBN Kalbar: Anggaran Setengah Miliar, Kegiatan Tetap Gagal
Event Harganas 2025 Kalbar: Rp500 Juta Masuk, Puluhan Event Hilang, UMKM Menangis
Harganas Kalimantan Barat 2025 Batal Bro! Dana Rp500 Juta Tetap Masuk, Uang Ada, Event Tiada
Kalimantannews.id, Pontianak - Ironi bergulir di Kalimantan Barat. Bukan dari tambang ilegal, bukan pula dari proyek mangkrak, tapi dari sebuah acara keluarga nasional bernama Harganas.
Alih-alih menjadi pesta rakyat, event ini justru berubah jadi seremoni formal—plus deretan tanda tanya besar.
Siapa sangka, di balik baliho-baliho manis yang terpampang di simpang kota, realitasnya: event dibatalkan, dana tetap cair.
BKKBN Kalimantan Barat resmi membatalkan sebagian besar rangkaian kegiatan Hari Keluarga Nasional ke-32 yang sedianya digelar 18-20 Juli 2025 di Pendopo Gubernur Kalbar. Padahal, sebelumnya 23 kegiatan direncanakan.
Dari lomba mewarnai, bazar UMKM, hingga acara pemecahan rekor MURI permainan terompah panjang. Semua lenyap begitu saja.
Namun, pembatalan ini bukan tanpa cerita. Dana sebesar Rp500 juta, yang menurut panitia berasal dari Ismuhu Yahya, disebut-sebut masuk secara sah.
Angka setengah miliar ini dikonfirmasi langsung oleh Sekretaris Event Panitia, Indra Risdianto. Ironisnya, dana yang masuk tidak menyelamatkan acara.
Malah membuat masyarakat bertanya: kalau uang ada, kenapa event justru dibatalkan?
"Benar, ada dana Rp500 juta dari Ismuhu Yahya. Ini disampaikan saat rapat panitia di Kantor BKKBN Kalbar," ujar Indra. Pernyataan itu diamini panitia yang hadir.
Lalu ke mana dana itu akan diarahkan? Sebuah misteri yang belum juga terungkap jelas hingga kini.
Yang terang benderang, event Harganas diubah hanya menjadi acara seremonial di Pendopo Gubernur. Bahkan lebih tragis lagi: khitanan massal digeser ke kantor BKKBN.
Padahal, rundown acara sudah dirancang sejak Mei. Bahkan izin penggunaan pendopo gubernur sudah disetujui langsung oleh Gubernur Kalbar.
Sponsor pun sudah disiapkan, dari BUMN hingga swasta. Tapi semua itu runtuh begitu saja. Tidak transparannya komunikasi dari internal BKKBN Kalbar jadi alasan kuat munculnya berbagai spekulasi di balik pembatalan massal ini.
Indra mengungkapkan, di rapat terakhir panitia, semua kegiatan yang sebelumnya direncanakan akhirnya diputuskan batal total.
Hanya seremoni penyambutan Menteri BKKBN yang tetap jalan. Runutan keputusan ini membuat publik semakin sulit berpikir logis.
Semakin banyak yang bertanya, apakah dana Rp500 juta itu benar-benar untuk acara? Atau hanya sekadar pelicin seremoni?
Sementara masyarakat, terutama pelaku UMKM, hanya bisa pasrah. Karmini, PIC acara sekaligus MC, mengaku kecewa.
Seluruh perlengkapan pendukung acara dari sound system, tenda, hingga dekorasi yang sudah dibooking sejak lama harus dibatalkan. Bahkan peserta khitanan massal pun terkena imbas.
"Harusnya kalau dibatalkan, jangan jelang acara. Kami semua sudah siap. Bahkan rundown sudah fix sejak awal," ungkap Karmini.
Ia juga menyebut, animo masyarakat dan UMKM begitu besar. Awalnya, panitia hanya membuka 30 stand bazar. Karena membludak, ditambah jadi 45 stand.
Sayangnya, mereka semua harus menerima kenyataan pahit. Acara yang mereka tunggu-tunggu itu tak akan pernah berlangsung.
Selvi, salah satu pelaku UMKM dari Kubu Raya, bahkan mengaku telah menyiapkan aneka kuliner untuk bazar tersebut.
Dengan suara lirih, ia berkata, "Kami sudah daftar. Tapi dibatalkan begitu saja. BKKBN tidak profesional. Ini pembelajaran pahit."
Dari segi komunikasi publik, BKKBN Kalbar memang dinilai gagal total. Sosialisasi yang sudah dilakukan lewat baliho di berbagai titik kota berubah jadi ilusi belaka.
Terlalu banyak janji, terlalu sedikit transparansi. Bahkan kepala perwakilan BKKBN Kalbar, Nuryamin, saat dikonfirmasi tidak pernah menjawab panggilan.
Ironi ini menunjukkan: uang bisa masuk, event bisa batal. Apakah Rp500 juta terlalu kecil? Atau terlalu besar untuk event sekelas Harganas? Atau memang, ada yang lebih prioritas selain membahagiakan masyarakat?
Jika ditelusuri lebih dalam, pembatalan event ini juga memukul citra BKKBN Kalbar. Di tengah upaya instansi ini menurunkan angka stunting dan mengkampanyekan keluarga sejahtera, langkah pembatalan ini seperti sebuah paradoks.
Bagaimana bisa institusi yang mengampanyekan pentingnya keluarga malah membatalkan perayaan nasional yang sejatinya jadi simbol pemersatu keluarga?
Publik tak hanya menyorot soal transparansi dana. Namun juga integritas manajemen internal BKKBN Kalbar.
Terlebih, saat para sponsor yang sudah menyatakan dukungan pun akhirnya ditinggalkan tanpa alasan jelas. Sponsor dari BUMN dan BUMD pun akhirnya harus gigit jari.
Di Mana Wujud Kontribusi Dana Rp500 Juta?
Sementara itu, banyak pihak bertanya, jika acara hanya seremoni menteri, apa manfaat langsung bagi masyarakat? Di mana wujud kontribusi dana Rp500 juta yang katanya untuk mendukung event?
Dalam dunia birokrasi, fenomena seperti ini memang bukan baru. Namun, kisah pembatalan Harganas Kalbar 2025 menjadi cerminan nyata bagaimana program besar nasional bisa terhenti di tengah jalan hanya karena komunikasi yang buruk dan keputusan yang tidak transparan.
Harapan masyarakat kini sederhana. Jika acara sudah batal, maka sebaiknya dana yang ada digunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.
Misalnya, penguatan program nyata seperti pelayanan KB gratis di pelosok, edukasi stunting, atau bantuan modal bagi UMKM kecil.
BKKBN Kalbar memang telah membatalkan eventnya. Tapi bukan berarti mereka juga membatalkan kewajibannya melayani masyarakat.
Setidaknya, itu yang diharapkan masyarakat kecil yang dulu percaya pada baliho-baliho penuh janji itu.
Kini, hanya tersisa satu pertanyaan besar di benak publik Kalimantan Barat: kemana sesungguhnya dana Rp500 juta itu mengalir?
Dan sampai jawaban itu hadir, ironi ini akan tetap jadi cerita pahit Harganas 2025 di bumi khatulistiwa.
Ternyata hajatan segede gaban, tidak transparan dalam pengelolaan dana. Gagal komunikasi publik, membuat masyarakat kecewa.
Pembatalan event mendadak tanpa penjelasan konkret. Sponsor dan peserta tidak dihargai. Citra instansi jadi buruk di mata publik.