- Xiaomi merilis Monitor A24i 2026 sebagai penyegar pasar layar murah pada ekonomi serba lesu.
- Panel IPS 24,1 inci ini membawa loncatan kontras 1.500:1, akurasi warna Delta E <1, serta refresh rate 144 Hz sebagai nilai jual utama.
- Namun, Monitor Xiaomi A24i 2026 tetap bertahan pada kecerahan 300 nits tanpa dukungan HDR, hanya memiliki DisplayPort 1.4 dan HDMI 2.0, serta masih memakai adaptor DC.
- Pembaruan terasa manis di permukaan, tapi minus fitur modern memunculkan satire: inovasi ikut hadir, tapi harapan tidak ikut naik.
- Harga global belum diumumkan, membuat publik bertanya apakah Monitor Xiaomi A24i 2026 ini bakal jadi penyelamat dompet, atau sekadar layar ekonomis lain di tengah hiruk-pikuk persaingan.
Kalimantannnews.id, Pulau Kalimantan - Ruang kerja modern tak pernah sepi dari layar.
Cahaya putih monitor sering jadi saksi bisu ambisi, kegelisahan, tuntutan kantor, serta mimpi pagar gaji tetap saban bulan.
Pada momen ketika ekonomi masih tersengal, ketika belanja elektronik tak lagi impulsif, Xiaomi kembali masuk ke dapur inovasi dengan sebuah perangkat berukuran 24,1 inci berlabel A24i 2026.
Monitor sederhana, berDNA produktivitas, tapi dikemas seolah membawa pelipur lara bagi pekerja digital yang kelelahan.
Perusahaan asal Beijing itu seolah tahu ritme denyut zaman. Dunia kerja menuntut layar jernih, mulus, presisi, tapi tetap ramah dompet.
A24i 2026 muncul sebagai jawaban sementara, bukan jawaban final pada percakapan panjang soal kualitas layar terjangkau.
Ia hadir sebagai pembaruan dari model 2024 yang pernah singgah di rak Amazon dengan label harga sekitar $94,99.
Pada masa itu, harga rendah menarik perhatian, meski performa masih serba “cukup”.
Monitor Xiaomi A24i 2026 memberi sinyal peningkatan tanpa dramatisasi. Xiaomi menambah akurasi warna, menaikkan kontras.
Serta menyisipkan panel 144 Hz untuk menciptakan sensasi gerak yang lebih lembut.
Kesannya impresif, tapi tidak gemerlap. Produk ini seolah berbisik, “Aku cukup, tapi jangan berharap pelangi penuh.”
Tata Cahaya 300 Nits
Monitor Xiaomi A24i 2026 tetap menampilkan resolusi 1080p, resolusi standar pada kelas monitor produktivitas.
Waktu respons GtG 6 ms terbilang stabil untuk pemakai kantoran, penikmat film, serta gamer kasual.
Namun, titik yang paling sering dikibarkan Xiaomi terletak pada panel baru dengan refresh rate 144 Hz, jauh lebih mulus dari panel 100 Hz versi 2024. Di atas kertas, rasanya cukup manis.
Lalu muncul noda kecil pada pelapis glasirnya kecerahan 300 nits. Angka itu sudah lama menjadi batas minimum monitor entry level.
Yakni cukup terang untuk ruangan benderang tapi tak memberikan pengalaman HDR.
Di sini, kasus mulai tumbuh. Di era ketika banyak monitor terjangkau sudah mencicipi sertifikasi HDR seadanya, Monitor Xiaomi A24i 2026 tetap menolak masuk pesta.
Tanpa HDR, layar ini seperti penyanyi bersuara indah tanpa panggung teater, bernyanyi dalam kamar kos kecil.
Xiaomi tidak menutupinya. Mereka terang-terangan menyebut kecerahan puncak monitor tetap 300 nits. Kalimat jujur, tapi pedih bagi para pemburu kilau kontras tinggi.
Salah satu sisi atraktif monitor ini terletak pada akurasi warnanya. Monitor Xiaomi A24i 2026 membawa delta E pra-kalibrasi <1, jauh lebih presisi dari model lama dengan delta E <2.
Pada ranah warna, monitor ini seperti pelukis tenang yang memegang kuas tanpa ragu. Ia tahu di mana titik merah harus berhenti, di mana warna biru memudar.
Ini bukan sekadar spesifikasi, tapi pernyataan niat Xiaomi ingin monitor ini dipakai oleh pekerja konten, editor foto ringan, serta pembuat desain sederhana.
Akurasi warna solid memberi ruang bagi pemakai untuk percaya. Mungkin bukan perangkat premium, tetapi ia punya disiplin.
Loncatan Sorotan Berlebih
Kontras panel turut melonjak menjadi 1.500:1, lebih tinggi dari angka 1.000:1 pada model lama. Rasanya seperti melihat foto lama yang tiba-tiba punya kedalaman gelap lebih pekat.
Detail bayangan lebih tegas, tonal mid-range lebih bertenaga. Namun, kontras tetap kontras khas IPS. Tak setara VA, apalagi OLED. Walau begitu, peningkatan ini cukup dalam wilayah monitor ekonomis.
Dalam ekonomi serba hemat, lonjakan kecil semacam ini memberi napas baru.
Masalah muncul pada port. Xiaomi hanya memberi DisplayPort 1.4 dan HDMI 2.0, tanpa USB, tanpa speaker, tanpa tambahan lain.
Bahkan, input daya memakai adaptor DC, bukan AC terintegrasi. Monitor Xiaomi A24i 2026 ini seperti tamu rapih tapi datang membawa tas kecil.
Tak ada bonus. Tak ada ekstra. Pengguna harus puas dengan minimalisme ini. Port terbatas memicu dialog kusut pada benak calon pembeli.
Di pasar monitor produktivitas, USB hub sudah lazim, port tambahan sangat membantu, serta manajemen kabel terasa lebih bersih.
Monitor Xiaomi A24i 2026 seperti kembali ke masa sederhana, ketika monitor hanya menjadi monitor, tanpa ambisi sisi lain.
Mengapa Xiaomi tak menambahkan sedikit ekstra? Apakah karena dorongan menjaga harga serendah mungkin?
Atau strategi produk yang menunggu model “Pro” agar terlihat lebih megah?
Pada masa ekonomi penuh ragu, pembeli semakin selektif. Mereka ingin perangkat multifungsi. Mereka ingin monitor yang memudahkan hidup.
Ketika Monitor Xiaomi A24i 2026 hanya membawa dua port utama, sebagian calon pembeli ragu melangkah.
Namun, monitor ini tetap punya daya tarik. Ia bermain di kelas produk produktivitas murah meriah, kelas di mana port tambahan sering dianggap kemewahan.
Pada segmen tersebut, Monitor Xiaomi A24i 2026 terasa cukup kompetitif. Xiaomi belum merinci harga global atau tanggal rilis.
Dalam panggung rilis produk, ketidakjelasan harga sering membuat publik berspekulasi.
Apakah tetap di kisaran seratus dolar? Apakah naik sedikit karena peningkatan panel dan akurasi warna?
Untuk pasar Indonesia, kisaran harga murah selalu memikat. A24i 2026 bisa menjadi teman setia kerja dari rumah, kantor kecil, warung internet modern, ataupun meja mahasiswa yang menabung dari uang kos.
Monitor Xiaomi A24i 2026 ini dapat menjadi perangkat yang tidak memberi segalanya, tapi memberi cukup banyak untuk ukuran harganya.
Ada ironi halus pada monitor ini. Ia masuk ke pasar ketika banyak orang menunda pembelian perangkat elektronik, memilih hemat, memprioritaskan kebutuhan primer.
Dalam kondisi itu, Xiaomi datang membawa monitor baru ber-panel lebih cepat, lebih akurat, lebih presisi, tapi tetap ekonomis.
Saat perusahaan-perusahaan layar berlomba menampilkan HDR super terang, port USB-C, fitur KVM, serta kecerahan 500–600 nits.
Monitor Xiaomi A24i 2026 hadir seperti pengingat masa lalu. Ia seperti berkata, “Aku tak ikut festival cahaya. Aku hanya bekerja sebaik mungkin.”
Ada keindahan pada kesederhanaan ini, sekaligus kesedihan. Di satu sisi, monitor ini benar-benar memperbaiki aspek teknis. Di sisi lain, ia tetap berada di bawah standar fitur masa kini.
Kekurangan Monitor Xiaomi A24i 2026
- Tidak mendukung HDR, meski banyak monitor terjangkau mulai mengadopsi sertifikasi dasar.
- Kecerahan tetap 300 nits, kurang bertenaga pada ruangan penuh cahaya.
- Port sangat minim, hanya DisplayPort 1.4 dan HDMI 2.0, tanpa USB-C, tanpa hub, tanpa audio.
- Desain fungsi tidak luas, memakai adaptor DC eksternal.
- Waktu respons GtG 6 ms kurang ideal bagi gamer kompetitif.
- Belum ada kejelasan harga, membuat analisa nilai beli masih menggantung.
Monitor Xiaomi A24i 2026 bukan monitor yang menciptakan decak kagum. Ia lebih seperti kawan lama yang tahu batas kemampuan, bekerja tanpa banyak bicara, tapi cukup memberi rasa aman.
Layar ini menyediakan akurasi warna baik, kontras lebih pekat, gerakan mulus, serta kualitas yang memadai untuk pekerjaan sehari-hari.
Namun, ia tidak memberi janji palsu. Tidak ada HDR. Tidak ada port modern. Tidak ada juga kemewahan.
Pada situasi ekonomi sulit, mungkin monitor semacam ini lebih dibutuhkan pekerja kantoran serta kreator pemula: perangkat tekun pada harga rendah.
Dalam dunia layar semakin glamor, monitor Xiaomi A24i 2026 menjadi masalah, bahwa cukup kadang lebih realistis daripada hebat.


