Kalimantannews.id, Pontianak - Minggu pagi, 23 November 2025 di Car free day di depan kantor Dekranasda Kalbar, Pontianak, tak sekadar ajang jalan santai.
Di sana, aroma jasuke, jagung susu keju menguar dari tenda biru muda bertuliskan Digi Market.
Di balik meja, Fifi Astuti tersenyum lebar. Ia memperlihatkan poster produk buatan AI foto jasuke mengilap, latar belakang warna pastel, caption segar: “Manisnya Nostalgia, Hangatnya Kenangan.”
Bukan desainer grafis. Bukan lulusan IT. Fifi, pelaku UMKM skala mikro dengan 14 tahun pengalaman jualan jajanan kaki lima, kini bisa bikin konten promosi tanpa biaya, tanpa skill teknis.
Seluruhnya berkat kolaborasi strategis Kementerian Koperasi dan UKM dengan MediaWave Interaktif (MWX) perusahaan AI native asal Indonesia sejak 15 tahun lalu berkomitmen menutup jurang digital bagi usaha kecil.
Pontianak memiliki 41.573 pelaku UMKM. Mereka adalah tulang punggung ekonomi lokal, menyumbang 63 persen dari PDRB Kalimantan Barat (BPS Kalbar, 2024).
Namun, hanya 28 persen aktif memanfaatkan solusi digital dan hanya 9 persen menggunakan tools berbasis data atau AI (Survei Literasi Digital UMKM Kalbar, SMESCO & LIPI, 2025).
Sementara itu, konsumen Kalbar telah berlari jauh ke depan transaksi nontunai via QRIS mencapai Rp1,5 triliun sepanjang 2024 naik 210 persen dari 2022.
Gap-nya jelas. UMKM tidak kalah semangat hanya kalah akses.
AI Hadir, Bukan sebagai Ancaman
“Dulu, kalau mau foto produk, saya pinjam HP tetangga. Hasilnya buram, latar belakang berantakan. Kalau mau bikin laporan keuangan? Saya catat di buku kecil kadang hilang, kadang kena tumpahan kuah soto,” tutur Fifi sambil tertawa renyah.
Kini, lewat CreateWhiz, satu dari 20+ solusi AI siap pakai di platform MWX, ia hanya perlu upload foto kasar produk (bisa hasil jepretan HP murah).
Masukkan deskripsi singkat: “Jasuke keju, tekstur lembut, rasanya manis-gurih, cocok buat camilan keluarga”,
Pilih gaya: vibrant food photography, flat lay minimalis, atau social media carousel.
VoilĂ dalam 37 detik, muncul 5 varian konten siap unggah: poster IG, banner Tokopedia, thumbnail YouTube Shorts, dan bahkan caption otomatis dengan call-to-action (“Pesan sekarang via WA!”). Semuanya copyright free.
Tidak hanya estetika. Di balik layar, FinanceWhiz mencatat setiap transaksi dari penjualan tunai hingga QRIS mengkategorikannya secara realtime bahan baku, operasional, laba bersih. Laporan harian, mingguan, bulanan tersaji dalam satu klik.
“Saya kaget waktu lihat data: ternyata margin jasuke keju lebih tinggi 22 persen daripada varian cokelat. Padahal selama ini lebih giat promosiin cokelat. Sekarang, fokus produksi beralih ke keju,” kata Fifi, Owner Jasuke Pak Ary.
Desain Ulang Proses Bisnis
Selama dua hari, 21-22 November 2025, MWX menyelenggarakan pelatihan intensif bagi 100 pelaku UMKM binaan Dinas UMKM & Dekranasda Kalbar.
Tidak ada teori bertele-tele. Yang ada hands-on. Peserta diajak langsung mempraktikkan mengotomatisasi balas pesan pelanggan di WhatsApp, Shopee, dan Instagram DM lewat SalesWhiz dengan flow chat berbasis aturan: jika ketik “harga”, kirim katalog + link order; jika tanya “ongkir”, otomatis hitung berdasarkan kode pos.
Mengecek keabsahan kontrak kerja sama dengan toko oleh-oleh menggunakan LegalWhiz, yang dalam 8 detik bisa sorot klausa berisiko: force majeure ambigu, hak cipta tidak jelas, atau kewajiban satu pihak tidak seimbang.
Memantau tren pasar lewat SmartWhiz: social listening menunjukkan kata kunci “amplang durian Pontianak” naik 340 persen di TikTok sejak Oktober. Peluang emas untuk Agus Ramlah dari Nayas.
“Dulu, saya butuh 3 jam bikin video produk. Sekarang, 12 menit dan hasilnya lebih profesional. Bahkan, AI bisa ubah video ke dalam 3 bahasa: Indonesia, Melayu Pontianak, dan Mandarin, biar bisa dipakai buat promosi ke Singapura dan Malaysia,” ungkap Agus, yang produkny lempok durian, ulat sutra renyah, amplang jengkol kini menembus pasar ekspor kecil-kecilan.
Laporan Keuangan Bukan Beban
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, datang langsung ke booth Digi Market. Putra asli Kalimantan Baratb ini tak sekadar memberi sambutan, ia berdialog intensif dengan pelaku UMKM, lalu naik ke panggung kecil, memegang smartphone sedang menampilkan dashboard FinanceWhiz.
“Saya mau tanya, kalau kita bicara laporan keuangan, kita harus punya data transaksi jangka panjang. Ini bukan hanya sekadar laporan biasa tapi laporan bisa dipertanggungjawabkan. Karena jika tidak, kita akan kesulitan saat audit atau saat ajukan pinjaman ke bank," kata Maman.
Nada suaranya tegas, tapi hangat. Ia menunjuk angka di layar: “Lihat ini omset bulan ini Rp17,4 juta".
"Laba bersih 34 eprsen. Tapi cash flow negatif di minggu ketiga karena stok bahan baku terlalu besar. Dengan data ini, kita bisa ambil keputusan: kurangi beli stok, alihkan ke promosi digital,” kata Maman.
Bagi Maman, MWX bukan sekadar startup. Ia adalah infrastruktur digital publik seperti jalan raya atau listrik wajib disediakan negara bagi UMKM.
“Jangan takut belajar. Tools ini ada yang gratis, ada yang terjangkau. Ilmu itu investasi terbaik. Dan laporan keuangan? Jadikan teman bukan musuh,” kata Maman.
Jembatan, Bukan Jurang
Hambatan utama adopsi teknologi di UMKM bukanlah penolakan, melainkan anggapan “AI mahal & rumit”.
Minimnya pendampingan 1-on-1. Ketakutan akan kehilangan “sentuhan manusia”
MWX menjawabnya dengan desain. Solusi plug-and-play tanpa instalasi rumit. Paket harga mulai dari Rp19.900/bulan (lebih murah dari satu kali nge-print brosur)
Mentor lokal mantan pelaku UMKM yang kini jadi AI Ambassador. Fitur human-in-the-loop: AI menyarankan, manusia memutuskan.
“Bagi kami, kehadiran MWX membuka wawasan baru,” kata Ratna Juwita, pemilik Sambal Mak Minah sekaligus Ketua UMKM Muara Rizki.
“Proses yang dulu terasa rumit seperti analisis pasar atau desain promosi kini bisa dilakukan lebih cepat. Ini bukan menggantikan kami. Ini memperkuat kami.”
Target 100.000 bukan mimpi, tapi peta jalan. Hingga November 2025, MWX telah melatih 2.350 pelaku UMKM secara langsung.
Digunakan oleh 517 UMKM aktif di 18 provinsi. Rata-rata pengguna memakai 3 tools sekaligus. CreateWhiz, FinanceWhiz, SalesWhiz jadi trinitas andalan.
Target berikutnya? 100.000 UMKM terintegrasi dalam 3 tahun melalui kolaborasi dengan Kemenkop UKM, SMESCO, dan pemerintah daerah.
“Pontianak punya lebih dari 40.000 pengusaha UMKM,” tegas Founder & CEO MWX, Yose Rizal.
“Jika mereka diberi akses AI dan pendampingan tepat, dampaknya akan sangat besar. Kini, UMKM tidak lagi cukup hadir secara digital mereka harus bisa memberdayakan teknologi,” ia menambahkan.
Ia menegaskan MWX bukan marketplace biasa. Ia adalah gerbang digital tempat UMKM masuk, belajar, tumbuh, lalu berlari.
Di ujung hari, saat matahari mulai condong ke barat, tenda Digi Market mulai dibongkar. Fifi menyimpan poster AI-nya dengan hati-hati.
Bukan sebagai hiasan, tapi sebagai bukti bahwa masa depan bukan milik paling besar. Tapi milik paling adaptif.
Di Kota Pontianak, masa depan itu sedang dipanggang manis dengan keju, susu, dan kecerdasan buatan.
Boleh jadi, di balik warung sederhana yang dilewati tiap pagi, ada seorang Fifi yang kini tak lagi sekadar penjual jasuke, tapi analis data, desainer konten, dan CEO bisnisnya sendiri.
Semua berkat satu klik. Satu keberanian. Satu teknologi yang akhirnya tak lagi elitis, tapi egaliter.

