TNI HUT ke-80 di Kapuas Hulu: Humanisme, Kebersihan, dan Harmoni Rakyat - Kalimantannews.id

TNI HUT ke-80 di Kapuas Hulu: Humanisme, Kebersihan, dan Harmoni Rakyat

TNI HUT ke-80 di Kapuas Hulu: Humanisme, Kebersihan, dan Harmoni Rakyat

TNI HUT ke-80 di Kapuas Hulu: Humanisme, Kebersihan, dan Harmoni Rakyat
Kalimantannews.id, Kapuas Hulu - Hari itu, Kamis 2 Oktober 2025, langit Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu cerah. 

Di alun-alun kota, seragam loreng berpadu dengan wajah-wajah rakyat yang datang tanpa sekat. Perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) terasa berbeda. 

Tidak ada sekadar derap kaki atau parade senjata. Yang ada adalah tangan-tangan prajurit yang sibuk menyapu dedaunan, membersihkan taman, hingga menata kembali sudut-sudut kota.

“Kami harapkan masyarakat Kapuas Hulu dapat menjaga kebersihan dan kesehatan, sehingga kita dapat hidup dengan lebih baik,” ujar Dandim 1206/Putussibau, Letkol Arm Andreas Prabowo Putro, sembari memantau pasukannya.

Kata-katanya sederhana, tapi sarat makna. HUT TNI kali ini dipilih untuk menegaskan bahwa militer tidak hanya berbicara tentang pertahanan, tetapi juga tentang merawat ruang hidup bersama rakyatnya.

Akar Kebersihan Rakyat

Program yang digelar Kodim 1206/Putussibau ini juga terasa menyentuh urat nadi kehidupan sehari-hari.

Pembersihan menyasar Taman Alun Kota Putussibau, Pasar Pagi, hingga Terminal Lama. Tempat-tempat yang menjadi denyut interaksi masyarakat itu seketika berubah wajah.

Prajurit dengan seragam lorengnya menyapu sampah, membuang kotoran, membersihkan parit yang mampet.

Bukan hanya TNI, masyarakat ikut serta. Wajah-wajah warga pasar yang biasanya disibukkan oleh jual beli kini tampak berseri, melihat prajurit menata tempat yang setiap hari mereka pijaki.

Kesadaran akan kebersihan, yang sering kali dipandang sepele, menjadi inti pesan dari kegiatan ini tetap membumi.

Dalam bahasa humanisme, TNI ingin menegaskan bahwa kesehatan dimulai dari lingkungan yang bersih.

Layanan Kesehatan Gratis

Namun, TNI tidak berhenti di situ. Pengobatan gratis digelar, menjemput mereka yang selama ini jauh dari fasilitas kesehatan. Ada warga desa yang datang membawa anaknya, ada pula lansia yang dengan wajah letih menunggu giliran.

“Kami ingin membantu masyarakat Kapuas Hulu dengan menyediakan pengobatan gratis dan pasar murah, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih baik,” kata Letkol Andreas.

Kalimat itu bukan slogan kosong. Bagi masyarakat pedalaman Kapuas Hulu, fasilitas kesehatan sering kali jauh diakses. Kehadiran TNI menjadi jembatan nyata antara harapan dan kebutuhan.

Pasar murah pun digelar. Di tengah harga kebutuhan pokok yang kerap naik-turun, pasar murah menjadi napas segar.

Warga berbondong membeli beras, minyak, dan gula dengan harga terjangkau. Seolah TNI ingin berkata menjaga rakyat tidak hanya dengan senjata, tetapi juga dengan stabilitas pangan.

Rekrutmen TNI Gratis

Satu hal menarik dari momentum ini adalah rekrutmen prajurit baru. Kodim 1206/Putussibau membuka ruang bagi pemuda Kapuas Hulu untuk ikut serta dalam perjalanan panjang TNI.

“Pendaftaran prajurit TNI adalah gratis, dan kami ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat Kapuas Hulu untuk bergabung dengan kami,” tegas Letkol Andreas.

Pesan itu penting, sebab bayang-bayang pungutan liar dalam rekrutmen militer masih kerap menghantui.

Dengan pernyataan lantang itu, TNI ingin menegaskan bahwa bergabung menjadi prajurit adalah hak semua anak bangsa tanpa beban biaya.

Di balik loreng, ada peluang. Di balik disiplin, ada masa depan. Bagi anak-anak muda di pedalaman yang sering merasa terpinggirkan, kesempatan ini adalah tiket menuju kehidupan yang lebih baik.

Asa Harmoni Wilayah

Perayaan HUT ini juga membawa pesan tentang keamanan dan kondusifitas wilayah. 

Kapuas Hulu adalah daerah perbatasan yang rentan dengan isu-isu keamanan. Dandim tidak lupa menekankan pesan kebersamaan.

“Mari kita bersinergi dan berkolaborasi untuk menjaga keamanan dan kondusifitas wilayah Kapuas Hulu, sehingga kita dapat hidup dengan aman dan tenteram,” Letkol Andreas menjelaskan.

Pesan ini ibarat ajakan tulus. Di baliknya ada kesadaran bahwa keamanan tidak hanya lahir dari kekuatan militer, tapi juga dari partisipasi rakyat. Tanpa solidaritas masyarakat, prajurit hanyalah barisan terbatas.

Jika ditilik lebih dalam, apa yang dilakukan TNI di Kapuas Hulu adalah refleksi tentang bagaimana militer menempatkan dirinya di tengah rakyat.

Bukan hanya melindungi, tetapi juga membersamai. Bukan hanya menjaga batas negara, tetapi juga merawat tubuh bangsa dari dalam: kebersihan, kesehatan, pangan, hingga masa depan generasi muda.

Momentum HUT ke-80 ini menjadi simbol bahwa TNI ingin semakin humanis, tanpa kehilangan wibawa militernya.

Seperti loreng yang tidak hanya melambangkan kamuflase, tapi juga keberanian menyatu dengan tanah dan rakyat.

Di tengah dunia yang semakin kompleks, citra militer sering kali dipandang kaku, keras, dan jauh dari rakyat.

Namun apa yang terjadi di Kapuas Hulu membalik pandangan itu.

Ini Suara Rakyat

Seorang ibu pedagang di Pasar Pagi sempat berujar lirih, “Kalau ada TNI yang datang begini, pasar jadi rapi, hati kami juga senang. Semoga sering-sering.”

Ada pula seorang pemuda desa yang datang untuk mendaftar rekrutmen prajurit. Wajahnya penuh harapan.

“Saya ingin jadi TNI. Katanya gratis. Saya mau coba nasib,” kata Lalakak sembari menggenggam berkas pendaftaran.

Kutipan-kutipan itu adalah bukti, bahwa perayaan TNI kali ini benar-benar hadir menyentuh kehidupan nyata rakyat kecil.

Harmoni di Batas Negeri

Kapuas Hulu adalah pintu depan Indonesia di Kalimantan Barat. Di sini, loreng TNI tidak hanya menjaga tapal batas dari potensi ancaman luar.

Mereka juga menjaga batas-batas sosial agar masyarakat tidak terbelah oleh kemiskinan, ketidakpedulian, atau rasa ditinggalkan.

Perayaan HUT ke-80 TNI di Putussibau bukanlah euforia militeristik. Ia lebih mirip sebuah cerita humanisme di tanah perbatasan.

Tentang bagaimana prajurit bisa merangkul rakyat dengan sapu, obat, pangan, dan kesempatan. Maka, di sinilah letak keindahannya: TNI tidak hanya menjadi “alat negara”, tetapi juga “sahabat rakyat”.

Delapan puluh tahun perjalanan TNI telah melahirkan banyak cerita tentang perang, pertahanan, dan pengorbanan.

Namun cerita dari Kapuas Hulu kali ini memberi wajah lain. Sebuah wajah yang mendayu, penuh kepedulian, namun tetap kokoh.

Di balik perayaan HUT itu, tersimpan pesan besar bahwa kekuatan sebuah bangsa tidak hanya terletak pada senjata yang dimilikinya, tetapi juga pada sejauh mana militernya menyatu dengan rakyat.

Formulir Kontak