Dari Rakyat, untuk Rakyat: Kisah 19 Juta Jiwa Menemukan Harapan di Pasar Modal - Kalimantannews.id

Dari Rakyat, untuk Rakyat: Kisah 19 Juta Jiwa Menemukan Harapan di Pasar Modal

Dari Rakyat, untuk Rakyat: Kisah 19 Juta Jiwa Menemukan Harapan di Pasar Modal
Sebuah cerita tentang bagaimana pasar modal tidak lagi menjadi milik elite, tetapi telah menjadi jembatan mimpi bagi nelayan, guru, dan ibu rumah tangga dalam merajut kemandirian finansial dan masa depan bangsa
Kalimantannews.id, Jakarta - Dari elite ke rakyat. Sebuah revolusi senyap. Ada getar berbeda di Main Hall Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 17 Oktober 2025.

Bukan hanya gemerincing lonceng pembukaan perdagangan yang biasa terdengar. Tapi ada denyut nadi baru.

Denyut dari 19 juta jiwa yang kini menyatu dengan detak jantung pasar modal Indonesia. Iman Rachman, Direktur Utama BEI, berdiri tegap. Matanya memandang tajam ke hadapan.

Suaranya bergetar penuh keyakinan. "Pasar modal Indonesia bukan hanya milik kalangan tertentu," ujarnya.

Mereka bukan siapa-siapa di mata kota yang sibuk. Hanya sopir angkot di Bandung, yang setiap hari menukar keringat dengan receh.

Lalu diam-diam menyelipkan selembar dua lembar uang lusuh ke amplop kecil bertuliskan “reksa dana” bukan untuk kaya, tapi untuk sekadar bermimpi hidup tanpa utang.

Di ujung timur sana, di Makassar Sulawesi Selatan, ada mahasiswa yang belajar ekonomi dari layar ponsel retak.

Ia berdagang saham di sela kuliah daring, bukan demi gaya, tapi demi biaya hidup. Ia menatap grafik naik-turun layaknya detak jantung masa depannya sendiri.

Mereka sama-sama menggenggam harapan di tengah riuh dunia yang kadang terlalu bising untuk mendengar perjuangan kecil manusia.

Mereka tak punya modal besar, tak punya mentor ternama, hanya punya keyakinan bahwa masa depan tidak boleh hanya milik mereka yang lahir di rumah ber-AC.

Kala malam tiba, di antara dengung kendaraan dan cahaya layar ponsel, mereka belajar percaya, bahwa mimpi bisa disicil, sedikit demi sedikit asal tidak berhenti berharap.

Kalimat sederhana itu menyimpan kekuatan dahsyat. Sebuah perubahan paradigma yang lahir dari kesadaran kolektif.

Pasar modal kini bukan lagi tentang angka-angka di layar monitor. Tapi tentang harapan nelayan di Wakatobi yang bisa sekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi.

Tentang impi ibu-ibu PKK di Yogyakarta yang akhirnya punya usaha katering sendiri.

Rakyat Bicara Investasi

Angka 19 juta investor bukan sekadar statistik. Ini adalah kumpulan cerita tentang keberanian memulai cemerlang.

Ini tentang soal keyakinan bahwa modal Rp100.000 bukanlah hal yang mustahil untuk mulai berinvestasi.

Data hingga 16 Oktober 2025 menunjukkan fenomena luar biasa lebih dari 8 juta investor saham menjadi bukti partisipasi aktif masyarakat.

Mereka adalah guru honorer di Kupang Nusa Tenggara Timur yang mulai belajar analisis fundamental melalui IDX Mobile.

CMSE 2025 menjadi puncak gunung es dari gerakan masif "Aku Investor Saham" yang diluncurkan 10 Agustus 2023.

Kampanye nasional ini juga ternyata menjadi payung seluruh kegiatan edukasi yang menjangkau pelosok negeri.

Dari seminar di aula kelurahan sampai workshop di pesantren. Dari pelatihan di pasar tradisional sampai kuliah umum di universitas.

Seorang peserta Road to CMSE 2025 dari Ende, Nusa Tenggara Timur, bercerita.  "Dulu saya pikir saham hanya untuk orang Jakarta yang pakai dasi. Ternyata, dengan smartphone dan kuota internet, saya bisa mulai dari rumah."

UMKM Bertemu Wall Street

88 booth di CMSE 2025 bukan sekadar angka. Ini adalah simbol pertemuan dua dunia yang dulu berjalan paralel.

Di satu sisi, ada perusahaan sekuritas dengan teknologi canggihnya. Di sisi lain, ada UMKM binaan BEI dengan produk kerajinan tangan dan makanan tradisional.

Yang menarik, booth UMKM tidak sekadar pameran. Tapi menjadi bukti nyata bagaimana pasar modal bisa memberdayakan.

Bagaimana sebuah warung kopi di Aceh bisa berkembang menjadi franchise setelah mendapatkan pendanaan.

Bagaimana pengrajin tenun di Sumba bisa go international setelah dibina melalui program khusus tanpa henti.

Maka, melalui CMSE 2025, mereka ingin menegaskan bahwa pasar modal Indonesia adalah milik rakyat.

"Siapa pun dapat berpartisipasi, mulai dari modal kecil, asalkan dengan pengetahuan dan tanggung jawab investasi yang benar," kata Iman Rachman.

Pernyataan Iman Rachman ini menemukan bentuk nyata dalam setiap sudut acara. Dari talk show lintas agama tentang perencanaan keuangan hingga podcast dengan artis ternama yang membuat investasi terasa akrab di telinga generasi muda.

Inovasi dan Tradisi Berpadu

Hari kedua CMSE 2025 menghadirkan terobosan yang menyentuh sisi spiritual dan sosial.

Peluncuran Produk Wakaf Berbasis Saham bersama Menteri Agama bukan sekadar inovasi finansial. Tapi bukti bahwa pasar modal bisa selaras dengan nilai-nilai keagamaan.

Seminar Pasar Modal Syariah bersama perwakilan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menunjukkan komitmen mendalam untuk merangkul semua kalangan.

Ini adalah jawaban atas keraguan banyak orang, bisakah berinvestasi tetap dalam koridor syariah terus menggeliat?

Talk show dengan tiga investor individu dari profesi "merakyat" menjadi highlight yang menyentuh hati rakyat.

Seorang tukang ojek online yang berhasil merencanakan pendidikan anaknya melalui investasi jadi pemantik semangat.

Seorang guru honorer yang bisa membeli rumah pertama dari keuntungan trading. Seorang ibu rumah tangga yang sukses membuka usaha dari dividen saham.

Mereka berbicara bukan dengan teori ekonomi rumit. Tapi dengan bahasa hati. Dengan cerita nyata tentang perjuangan dan kemenangan kecil sehari-hari.

Titik Balik Sejarah

CMSE 2025 akan dikenang sebagai titik balik. Bukan karena jumlah peserta atau nilai transaksi jumbo saja.

Tapi, ini karena soal perihal keberhasilannya sudah merobohkan mental barrier yang selama ini menghambat.

Acara yang bisa diikuti gratis baik luring maupun daring ini menjadi bukti konsistensi BEI dalam membuka akses seluas-luasnya.

Melalui kanal YouTube Indonesia Stock Exchange, petani di pedesaan bisa belajar langsung dari pakar ekonomi.

Nelayan di pesisir bisa mengikuti seminar tanpa meninggalkan pekerjaan.

Fitur digital di IDX Mobile telah mengubah cara pandang masyarakat. Belajar investasi tidak lagi harus di ruang ber-AC dengan dress code formal.

Tapi bisa dilakukan juga sambil menunggu antrean di puskesmas, atau saat istirahat kerja di pabrik kala istirahat tiba.

Road to CMSE 2025 yang menjangkau puluhan ribu peserta dari berbagai daerah menjadi fondasi kokoh perubahan ini.

Program seperti Sekolah Pasar Modal untuk Negeri, Duta Pasar Modal 2025, dan Guruku Investor Saham telah menciptakan multiplier effect yang luar biasa.

Jalan Menuju Kemandirian

Ketika Judika menyanyikan lagu penutup, ada air mata yang berlinang di sudut-sudut ruangan. Bukan karena merdu suaranya. Ini bukan sekadar angka, bukan pula sekadar kebanggaan di podium.

Ini tentang perjalanan panjang perjalanan yang ditulis dengan keringat, keraguan, dan secuil harapan dari rakyat kecil yang dulu tak pernah diajak bicara soal “pasar modal.”

Dari hanya 500 investor di tahun 1990, kini menjadi 19 juta jiwa yang berani bermimpi di tahun 2025 ini.

Dari ruang eksklusif yang dulu hanya dihuni jas dan dasi, kini berubah menjadi halaman rakyat guru honorer. 

Yang menabung diam-diam, ibu rumah tangga yang belajar lewat YouTube, buruh pabrik yang menyisihkan uang rokok demi membeli reksa dana pertamanya.

“Ini bukan hanya tentang investasi,” ujar Iman Rachman di akhir sambutannya, “tapi tentang kemandirian finansial, tentang masa depan ekonomi bangsa yang ditopang oleh keberanian rakyat kecil.”

CMSE 2025 bukan sekadar acara tahunan. Ia adalah penanda sejarah, saat mimpi ekonomi berhenti jadi milik segelintir orang.

Di Nusa Tenggara Timur, seorang anak petani kini punya peluang sama dengan anak pengusaha di Jakarta.

Karena di tahun ini, Indonesia bangkit bukan karena tambang atau minyaknya,
melainkan karena 19 juta rakyatnya. 

Yang berani percaya bahwa masa depan bisa dibeli dengan harapan, dicicil dengan kejujuran, dan dibayar dengan keberanian untuk memulai.

Kata-kata itu menggema, pelan tapi menusuk, seperti doa yang menembus tembok tinggi antara rakyat dan mimpi.

Tiga dekade lamanya, dunia investasi terasa seperti langit yang terlalu jauh dijangkau tangan pekerja kecil.

Namun malam itu, suaranya mengalun lembut, menghancurkan jarak itu satu per satu. “Satu pasar modal Indonesia mampu membuka berjuta peluang...”

Bukan sekadar kalimat, tapi janji. Bahwa mungkin, untuk pertama kalinya, masa depan tidak hanya milik mereka yang punya modal besar.

Bahwa rakyat kecil pun berhak bermimpi, berhak tumbuh, dan berhak menjadi bagian dari ekonomi yang mereka bangun dengan peluhnya sendiri.

Formulir Kontak