CATAT! Ambisi Hijau Apple Tak Sepenuhnya Bening, Ini Dia Kasus Besarnya - Kalimantannews.id

CATAT! Ambisi Hijau Apple Tak Sepenuhnya Bening, Ini Dia Kasus Besarnya

CATAT! Ambisi Hijau Apple Tak Sepenuhnya Bening, Ini Dia Kasus Besarnya
Apple menambah 650 megawatt energi terbarukan di Eropa dan Tiongkok China. Tapi, siapa yang benar-benar diuntungkan dari energi hijau ini?
Kalimantannews.id, Pulau Kalimantan - Misi hijau itu semu proyek namanya. Apple kembali menabuh genderang hijau. Kali ini, dengan nada terdengar lembut, tapi berirama bisnis.

Perusahaan asal Cupertino itu mengumumkan langkah ambisius menandatangani kontrak energi terbarukan sebesar 650 megawatt di Eropa dari angin hingga surya, dari Spanyol hingga Polandia.

Di Tiongkok China, tambahan investasi 150 juta dolar Amerika Serikat dijanjikan untuk mendorong para pemasoknya beralih ke energi bersih.

Tampak mulia, bukan? Tapi seperti halnya kaca layar iPhone yang berkilau di etalase, sinar ini tak selalu jernih.

Di balik angka megawatt itu, terselip satu fakta getir energi yang diklaim “hijau” ini sejatinya bukan untuk bumi. 

Melainkan untuk menetralkan jejak karbon produk-produk Apple sendiri Mac Pro, iPhone, hingga Apple Watch getol terus diproduksi dalam ritme tak kenal henti.

Hijau Cuma Proyek

Ironinya, pengumuman besar ini justru tidak muncul di laman pers utama Apple negara Amerrika Serikat.
 
Rilis itu muncul diam-diam di situs regional Eropa dan Tiongkok, seperti bisikan dalam ruangan kaca yang hanya ingin didengar sebagian orang.

Banyak analis menyebut ini adalah cara Apple menjaga wajah di hadapan publik Amerika yang terbelah, apalagi di tengah sejarah ketegangan dengan pemerintahan Trump yang dulu anti energi hijau.

Padahal, langkah semacam ini semestinya menjadi panggung utama bukan sekadar catatan kaki di benua lain.

Tapi mungkin Apple tahu, pencitraan paling halus adalah yang tidak terlihat terlalu terang kasus itu mencuat ke publik.

Ironi di Tengah

Jika dihitung, 650 megawatt itu terdengar mengagumkan. Tapi di balik angka, ada cerita ironis plus memalukan.

Eropa bukanlah benua yang selalu bersinar, dan proyek surya Apple di Yunani, Latvia, hingga Polandia hanya mengalirkan sebagian kecil dari total kebutuhan energi globalnya.

Bahkan jika semua panel bekerja optimal, jejak karbon produk yang dikirim lintas benua masih jauh dari kata netral.

Sementara di Tiongkok, tempat sebagian besar iPhone lahir, 90 persen pabriknya memang sudah beralih ke energi terbarukan tapi tetap bergantung pada jaringan listrik nasional yang sebagian besar masih disuplai batubara.

Apple memang “mendorong perubahan”, tapi dalam skema besar, ia tetap bagian dari mesin industri yang menelan energi dan emisi tanpa jeda.

Kritikus lingkungan menyebut langkah ini sebagai “hijau kosmetik” indah di laporan, tapi samar di dampak nyata.

Apple mungkin mengklaim menyelamatkan bumi, tapi di balik setiap megawatt, terselip tanya, apakah ini energi untuk planet, atau energi untuk citra?

Karena pada akhirnya, dunia tidak hanya butuh cahaya dari panel surya, ia butuh kejujuran dari mereka yang mengaku membawa terang.

Formulir Kontak