Ondel-Ondel Jualan Liur Nokia HMD 101 102, Ponsel 22 Dolar Bikin Dunia Geleng Kepala - Kalimantannews.id

Ondel-Ondel Jualan Liur Nokia HMD 101 102, Ponsel 22 Dolar Bikin Dunia Geleng Kepala

 Ondel-Ondel Jualan Liur Nokia HMD 101 102, Ponsel 22 Dolar Bikin Dunia Geleng Kepala

Ondel-Ondel Jualan Liur Nokia HMD 101 102, Ponsel 22 Dolar Bikin Dunia Geleng Kepala
Kalimantannews.id, Pulau Kalimantan - Feature phone HMD 101 dan 102 4G hadir dengan nostalgia Snake, tapi minus akal sehat zaman modern.

Seakan tak ingin mati suri bersama jenama Nokia, HMD Global mencoba meniupkan napas baru lewat dua ponsel fitur HMD 101 4G dan HMD 102 4G. 

Keduanya dijual murah, mulai $22 atau sekitar Rp330 ribu, harga yang bahkan kalah dengan uang jajan harian anak kota.

Tapi apakah murah otomatis relevan di 2025 yang serba layar sentuh?

HMD seperti sedang menulis ulang dongeng lama ponsel mungil dengan layar 2 inci resolusi 160x120 piksel, casing bulat imut-imut.

Dan tentu saja game legendaris Snake. Di balik wajah manisnya, terselip pesan satir teknologi bisa mundur, tapi tetap dipoles agar tampak kekinian.

Fitur Serba Pas-Pasan

Mari bicara jujur. HMD 101 4G nyaris telanjang fitur, kecuali AUX, radio FM, dan pemutar MP3. 

Saudaranya, HMD 102 4G, cuma lebih mahal sedikit karena ditambahi kamera belakang.

Tapi tunggu dulu kamera itu resolusinya cuma 0,08 MP. Ya, benar, bukan salah ketik. Foto buram ala mosaik jadul pun sudah kemewahan di sini.

Ondel-Ondel Jualan Liur Nokia HMD 101 102, Ponsel 22 Dolar Bikin Dunia Geleng Kepala

Senter LED mungkin jadi fitur paling berguna, tapi ironis juga bila satu-satunya hal yang bisa diandalkan dari “ponsel baru” hanyalah lampu darurat.

Koneksi Setengah Jalan

HMD memberi embel-embel 4G LTE. Kedengarannya canggih, tapi jangan salah ponsel ini tidak punya browser, tidak ada media sosial, bahkan YouTube pun hanya sebatas mimpi.

LTE hanya dipakai untuk aplikasi cuaca atau berita seadanya. Seakan pabrikan berkata, “Kami kasih internet, tapi jangan berharap bisa benar-benar online.”

Bluetooth 5.0 dan slot microSD 32 GB memang hadir. Namun, dengan RAM 24 MB dan penyimpanan internal 16 MB, jangankan aplikasi, menampung foto hasil kamera 0,08 MP saja sudah jadi perjuangan.

Baterai dan Ketahanan

Baterai 1.000 mAh diklaim tahan 6,5 jam waktu bicara. Tapi siapa di era 2025 yang masih bercakap 6 jam non-stop via telepon? 

Charging sudah pakai USB-C, sedikit angin segar di tengah ketertinggalan. 

Sertifikasi IP52 hanya sanggup menolak cipratan air tipis, artinya jangan harap bisa selamat bila tercebur ke bak mandi.

Murah Nostalgia Murka

Harga murah memang menggiurkan, nostalgia Snake bikin hati melunak. Tapi ketika dibedah, jelas terlihat HMD 101 dan 102 adalah artefak masa lalu yang disulap dengan sentuhan modern setengah hati.

Tak bisa dipungkiri, kamera 0,08 MP hanyalah pajangan. Foto yang dihasilkan lebih layak disebut karya seni abstrak ketimbang dokumentasi berharga. Generasi TikTok tentu akan menertawakan habis-habisan.

Menyandang 4G tapi tanpa akses penuh internet ibarat membeli mobil sport tapi ban cuma dipasang dua. Koneksi ada, tapi tak bisa berlari jauh. Kritik pedas pun tak terhindarkan.

Kekurangan Nokia HMD Global

Resolusi layar rendah hanya 160x120, menyiksa mata generasi terbiasa Full HD.

Kamera 0,08 MP lebih cocok disebut hiasan daripada fitur. Internet terbatas 4G hanya untuk aplikasi cloud ringan, tanpa browser, tanpa medsos.

RAM 24 MB dan penyimpanan 16 MB, membuat ponsel pintar abad 2000-an pun tampak superior. Sertifikasi IP52 hanya tahan cipratan, tidak tahan jatuh atau hujan deras.

Harga Mengundang Tawa

Di India, HMD 101 4G dibanderol INR 1.899 (sekitar $22), sedangkan HMD 102 4G INR 2.199 (sekitar $25). 

Murah? Ya. Tapi di pasar global yang terbiasa dengan smartphone murah penuh fitur, harga ini justru terasa seperti candaan.

HMD Global memang belum merilis harga resmi di luar India. Namun, melihat spesifikasi, wajar bila orang bertanya “Apakah ini benar-benar produk baru, atau hanya upaya menguras nostalgia Nokia?”

Misi di Balik Snake

Game Snake jelas menjadi kartu truf nostalgia. Tapi ironinya, anak muda masa kini mungkin hanya mengenalnya lewat meme, bukan pengalaman nyata. 

Menjual ponsel dengan andalan Snake di 2025 sama saja seperti menjual kaset pita di era Spotify.

HMD 101 4G dan 102 4G hadir sebagai artefak masa lalu yang coba dipoles dengan label “baru”. 

Murah, sederhana, tapi juga penuh kekurangan yang bikin dahi berkerut. Seolah HMD ingin berkata, “Kami tahu kalian rindu masa lalu, tapi tak perlu fitur masa kini.”

Pertanyaannya apakah dunia benar-benar membutuhkan ponsel seperti ini, ataukah ini sekadar strategi bisnis mengais nostalgia demi bertahan hidup?

Formulir Kontak