
Plt Ketua DPW PPP Kalimantan Selatan, Abdul Hadi, berbicara. Di hadapan jajaran pengurus wilayah dan para ketua serta sekretaris dari 13 Dewan Pimpinan Cabang (DPC), ia menyatakan sumpah dukungan bulat.
Nama Agus Suparmanto menggema di ruangan, bagai mantra yang diyakini mampu menuntun PPP keluar dari kegelapan.
“Kami menyatakan sanggup mengonsolidasikan seluruh DPC, lahir dan batin, untuk memenangkan Agus Suparmanto pada Muktamar X,” ujarnya.
PPP, partai yang lahir dari semangat persatuan umat, kini nyaris kehilangan denyut. Pemilu terakhir menjadi cermin pahit nol kursi di parlemen, suara tak menyentuh ambang batas.
Di Banjarbaru, Ketua DPC Napsiani Samandi tak menutup luka. “PPP membutuhkan pemimpin visioner, dengan jejaring kuat,” kata dia.
Bagi Napsiani, hanya figur yang punya kedekatan dengan ulama dan kiyai yang bisa mengembalikan marwah partai.
Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan dengan rekam jejak politik panjang, dianggap mampu merajut jaringan yang tercerai.
“Para ulama dan sepuh akan memberi restu,” tambahnya.
Asa Menuju 2029
Muktamar X PPP mendadak jadi medan pertarungan hidup-mati. Agus Suparmanto dipandang bukan sekadar calon ketua umum, melainkan simbol kebangkitan.
Dukungan 13 DPC Kalsel menandai peta kekuatan baru, sinyal keras bagi elite pusat yang selama ini bimbang.
Di sela rakor, hadir pula Taj Yasin Maimoen, tokoh PPP yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Sosoknya menjadi jembatan nostalgia ke masa kejayaan Maimoen Zubair, ulama kharismatik yang pernah menancapkan pengaruh besar di partai.
Abdul Hadi menyadari tantangan di depan bukan main. Konsolidasi nasional, perbaikan citra, dan merebut hati pemilih muda menunggu.
Tapi baginya, pilihan sudah jelas, Agus adalah poros harapan. “Ini bukan sekadar dukungan, ini ikrar penyelamatan,” tegasnya.