
Suasananya hangat, tetapi sarat ketegangan. Ada pesan mendalam yang ingin disampaikan oleh Bupati Fransiskus Diaan pesan tentang demokrasi, stabilitas, dan kebersamaan.
Di luar sana, Jakarta bergolak. Gelombang demonstrasi mahasiswa dan masyarakat sipil mendesak perubahan kebijakan, menuntut transparansi, dan menggugat kebijakan pusat.
Namun, jauh di Kabupaten Kapuas Hulu punya kisahnya sendiri menjaga ketenangan di tengah badai nasional.
Bupati Fransiskus Diaan tak sekadar berpidato. Kata-katanya adalah seruan. Ini artinya, kedamaian adalah kunci.
"Indonesia adalah negara demokrasi. Aspirasi, kritik, dan suara masyarakat adalah hak yang dilindungi undang-undang. Namun, kebebasan itu tak boleh melukai persatuan. Kita butuh ruang demokrasi yang sehat, bukan konflik yang memecah bangsa," kata Bupati Sis sapaan akrabnya.
Sebuah pernyataan yang lugas, tapi mendayu-dayu. Ada semangat menjaga rumah besar bernama Indonesia, dimulai dari Kapuas Hulu.
Stabilitas Jadi Kunci
Tiga hal menjadi fokus utama dalam rapat koordinasi ini keamanan, ketertiban masyarakat, dan ruang demokrasi yang sehat.
Bupati Sis menegaskan, sesuai arahan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan harus dijadikan panduan dalam merancang kebijakan daerah.
Tantangannya jelas, bagaimana menjaga ketenangan di Kapuas Hulu ketika arus politik nasional sedang memanas?
"Perbedaan pendapat itu wajar. Tapi jangan biarkan perbedaan itu memecah persatuan kita. Justru dari perbedaan, lahir solusi terbaik untuk bangsa dan daerah," Bupati Sis mengingatkan.
Kalimat itu seolah menjadi pengingat. Di era bencana banjir informasi seperti sekarang, provokasi mudah menyusup.
Isu-isu liar sering kali beredar tanpa verifikasi, memicu perdebatan yang tak jarang berujung konflik sosial.
Maka, menjaga ketenangan bukan sekadar tugas aparat, akan tetapi juga kewajiban bersama yang musti dipraktikan.
Ruang Demokrasi Sehat
Dalam pesannya itu, Bupati Sis juga mengingatkan menyoal aspirasi publik tak boleh dipadamkan begitu saja.
Pemerintah daerah, katanya, harus membuka ruang dialog bagi siapa pun masyarakat, mahasiswa, tokoh adat, bahkan organisasi kemasyarakatan.
"Pintu komunikasi tidak pernah tertutup. Mari manfaatkan jalur konstitusional agar suara masyarakat tersampaikan tanpa menimbulkan keresahan," ucap Bupati Sis.
Pernyataan itu terasa penting di tengah derasnya aksi protes nasional. Kapuas Hulu tak ingin mengulang skenario chaos yang kerap terjadi di kota-kota besar.
Demokrasi, menurut Bupati Sis, bukan soal siapa yang paling keras berteriak, tetapi siapa yang paling bijak mendengar.
Tidak hanya masyarakat sipil saja, maka, jajaran pemerintahan dan aparat keamanan juga diminta bersinergi.
Dalam rapat, Bupati mengajak TNI, Polri, Forkopimda, tokoh agama, tokoh adat, dan para camat untuk memperkuat barisan menjaga ketertiban wilayah.
Sinergi dan Gotong Royong
Menariknya, Bupati Sis tak sekadar berbicara soal stabilitas, tapi juga soal kebersamaan yang sudah terjalin baik selama ini.
Dalam konteks Kapuas Hulu, gotong royong adalah fondasi sosial yang tak tergantikan. Ketika komunikasi dijaga dan koordinasi diperkuat, kerentanan sosial bisa diminimalisasi.
Ia menyinggung pula agenda besar Kapuas Hulu dalam waktu dekat: Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-33 tingkat Provinsi Kalimantan Barat yang akan digelar pada 14 September 2025.
Event ini bukan sekadar lomba membaca Al-Qur’an, tetapi ajang kebanggaan daerah. Maka, menjaga suasana kondusif menjadi keharusan.
"Suasana aman dan damai adalah kunci suksesnya penyelenggaraan MTQ ini," Bupati Sis menegaskan lebih jauh.
Di sini terlihat jelas bahwa arah kebijakan Kapuas Hulu tak hanya berfokus pada politik, tapi juga pada pembangunan sosial dan budaya. Persatuan dan kebersamaan menjadi napas pembangunan daerah.
Asa Menjaga Harmoni
Dalam rapat itu, Bupati Sis menegaskan, Kabupaten Kapuas Hulu tak boleh terjebak dalam polarisasi nasional.
Ia mengingatkan semua pihak agar tak mudah terprovokasi isu liar, apalagi berita yang belum terverifikasi.
"Kita patut bersyukur karena di tengah dinamika nasional yang sering memanas, daerah kita tetap harmonis dan damai," ujar Bupati Sis.
Harmoni inilah yang menjadi modal pembangunan. Stabilitas sosial membuka ruang bagi investasi, pendidikan, pelayanan publik, hingga pemberdayaan masyarakat.
Di sinilah Kabupaten Kapuas Hulu menempatkan dirinya daerah penyangga kedamaian di tengah turbulensi nasional.
Kabupaten Kapuas Hulu Berdaya
Di akhir rapat, Bupati Sis menyampaikan ajakan yang menyentuh hati menjaga persatuan, merawat kebersamaan, dan memperkuat rasa gotong royong.
"Mari kita jaga Kapuas Hulu agar semakin harmonis, semakin energik, semakin berdaya saing, dan semakin terampil," tutur Bupati Sis mengingatkan.
Pesan itu sederhana, tapi substansial. Di tengah dunia yang serba cepat, di mana perpecahan mudah dijual dan polarisasi politik makin tajam, Kapuas Hulu memilih jalannya sendiri jalan kebersamaan.