
Suasana haru membalut udara ketika Komandan Kodim 1206/Putussibau Letnan Kolonel Armed Andreas Prabowo Putro, memimpin acara corp raport purna tugas dan pindah satuan.
Satu per satu prajurit berdiri tegap, sementara keluarga mereka memandang dengan mata berbinar.
Ini menyimpan kisah panjang pengabdian di balik seragam loreng yang sebentar lagi akan berganti atau dilepas untuk selamanya.
Acara ini dihadiri seluruh jajaran perwira, anggota, serta Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang L Dim 1206/Psb bersama pengurusnya.
Di ruangan itu, bukan hanya prosesi militer yang berjalan, melainkan juga cerita tentang dedikasi, perjuangan, dan pengorbanan prajurit yang selama ini menjadi garda terdepan pertahanan negara di wilayah perbatasan.
Pesan Purna Tugas
Dalam sambutannya, Letnan Kolonel Armed Andreas Prabowo Putro tak sekadar memimpin jalannya acara, melainkan menuturkan pesan mendalam yang menyentuh hati.
Dengan suara tegas namun penuh kehangatan, ia mengungkapkan rasa hormat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para anggota yang memasuki masa persiapan pensiun (MPP) dan yang akan pindah ke satuan baru.
"Jadikan pengalaman yang sudah diperoleh di Kodim 1206/Psb sebagai bekal berharga," ujarnya.
"Semoga di tempat yang baru, kalian bisa terus mengembangkan diri, mengabdi dengan sepenuh hati, dan memberikan yang terbaik untuk bangsa," ucapnya menambahkan.
Salah satu sosok yang melepas masa dinasnya adalah Sertu Supari, seorang prajurit senior yang selama bertahun-tahun menjadi bagian dari nadi Kodim 1206.
Senyum tipisnya menyimpan kisah panjang tentang medan latihan, penugasan di garis depan, hingga pengabdian sunyi di pelosok desa perbatasan.
Baginya, masa pensiun bukanlah akhir, melainkan gerbang menuju babak baru kehidupan.
"Ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan selama berdinas akan saya terapkan di masyarakat," tutur Sertu Supari dengan mata berbinar, seolah meyakinkan dirinya sendiri bahwa jalan pengabdian belum selesai, hanya berganti peran.
Makna Pindah Satuan
Pindah satuan bagi seorang prajurit bukan sekadar perpindahan lokasi kerja. Bagi mereka, ini adalah perjalanan batin, proses adaptasi, dan bagian dari panggilan pengabdian.
Letnan Kolonel Armed Andreas Prabowo Putro mengingatkan bahwa dinamika organisasi militer menuntut setiap prajurit siap ditempatkan di mana pun, sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman.
"Pindah satuan adalah bagian dari perjalanan karier. Setiap tempat adalah medan belajar, setiap satuan adalah rumah baru, dan setiap tugas adalah amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab," tegasnya.
Tak hanya para prajurit, keluarga mereka pun ikut merasakan denyut perubahan ini.
Nyonya Supari, misalnya, menerima penghargaan khusus dari Dandim atas dukungan penuh yang ia berikan kepada sang suami.
Selama bertahun-tahun, dialah sosok di balik layar yang menjaga keseimbangan keluarga, memastikan rumah tangga tetap utuh di tengah kerasnya kehidupan militer.
"Tugas prajurit tak akan pernah berhasil tanpa doa dan dukungan keluarga," ucap Letnan Kolonel Armed Andreas Prabowo Putro sembari menatap barisan istri prajurit yang hadir.
Kalimat sederhana itu memantik tepuk tangan panjang, seolah mengakui bahwa keberanian prajurit lahir dari ketabahan orang-orang yang mereka cintai.
Jejak Pengabdian Prajurit
Di akhir sambutannya, Dandim Andreas menegaskan bahwa tantangan prajurit TNI ke depan kian kompleks.
Perkembangan teknologi, dinamika politik, serta ancaman pertahanan memerlukan kesiapan mental dan fisik yang lebih tinggi.
"Tugas dan tanggung jawab prajurit semakin berat," ucapnya. "Hadapilah dengan totalitas pengabdian, berpegang pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI. Tetaplah berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa."
Pesan itu seperti angin yang menelusup ke dada setiap orang di ruangan itu, menggema dalam hati para prajurit muda yang baru memulai karier mereka, sekaligus mengendap dalam jiwa mereka yang akan segera menutup bab pengabdian panjangnya.
Acara corp raport hari itu bukan sekadar seremoni perpisahan, melainkan potret perjalanan hidup para prajurit Kodim 1206/Psb kisah tentang kesetiaan pada negara.
Ini soal ketabahan dalam bertugas, dan pengorbanan yang tak selalu tampak di permukaan.
Di tengah hiruk pikuk dunia modern, pesan Dandim Andreas menjadi pengingat bahwa pengabdian sejati tak mengenal kata pensiun.
Di balik sorak tepuk tangan dan senyum bangga, ada air mata yang menetes diam-diam.
Ada rindu pada rekan seperjuangan, ada kenangan di medan latihan, dan ada doa yang lirih dipanjatkan.
Hari itu, Putussibau bukan hanya menjadi saksi upacara purna tugas dan pindah satuan, tapi juga menjadi ruang bagi jiwa-jiwa pejuang untuk menata kembali langkah.
Pengabdian mereka memang berpindah bentuk, tapi tak pernah berhenti. Sebab menjadi prajurit bukan sekadar soal seragam, pangkat, atau medan tugas.
Ia adalah tentang hati rela berkorban, tentang keberanian melawan rasa takut, dan tentang cinta tak pernah selesai pada tanah air.