
Namun, di balik keseharian yang tampak biasa itu, ada denyut kerja keras yang tak kasatmata.
Ada barisan seragam hijau dan cokelat yang menyulam rasa aman. Ada sinergi dua institusi besar Kodim 1206/Putussibau dan Polres Kapuas Hulu bahu-membahu menjaga stabilitas keamanan di daerah perbatasan ini.
Mereka tak sekadar berdiri gagah dalam barisan apel. Mereka hadir di pasar-pasar, di kantor pemerintahan, di tepi jalan yang sunyi, bahkan di sudut kampung-kampung kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota.
Kapuas Hulu boleh jauh dari pusat pemerintahan, tapi kehangatan keamanan di sini tak pernah dibiarkan memudar.
Jaga Rasa Aman
Komandan Kodim 1206/Putussibau, Letnan Kolonel Armed Andreas Prabowo Putro, menatap jauh ke horizon Kapuas Hulu dengan satu tekad wilayah ini harus tetap kondusif.
“Beberapa hari lalu, kita melaksanakan apel gelar pasukan di Makodim 1206 Putussibau, melibatkan seratus personel,” ujarnya pada Selasa, 2 September 2025.
Apel itu bukan sekadar formalitas. Itu simbol kesiapan, bentuk komitmen menjaga keamanan di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini.
Patroli pun digelar tanpa jeda, menyisir objek-objek vital seperti Kantor Pemda, DPRD, BUMN, perbankan, hingga titik-titik strategis lain. Bukan hanya menjaga pintu, tetapi juga menjaga ketenangan batin warga.
“Kami ingin masyarakat tenang, tetap beraktivitas seperti biasa, dan tidak mudah terpengaruh isu-isu di media sosial,” tegas Andreas.
Di era ketika satu kabar bohong bisa membelah kepercayaan, patroli rutin bukan hanya soal langkah kaki prajurit.
Itu tentang menjaga rasa aman, menutup celah keraguan, dan memupuk keyakinan publik bahwa TNI-Polri berdiri di barisan terdepan.
Bukan hanya patroli, komunikasi sosial menjadi senjata lain yang dipegang erat Kodim 1206.
Andreas tahu, keamanan tak bisa dibangun dengan senjata semata. Keamanan harus lahir dari hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan kepercayaan yang tumbuh dari bawah.
Itulah sebabnya, Kodim aktif melakukan dialog dengan tokoh adat, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat.
Mereka duduk bersama, berbicara tanpa sekat, mendengar kegelisahan, dan menjahit kebersamaan.
“Kami ingin warga Kapuas Hulu punya ruang untuk menyampaikan aspirasi secara langsung,” kata Andreas.
Dialog ini penting. Bukan sekadar basa-basi, tapi mengikis prasangka, menepis kabar burung, dan mencegah luka sosial.
Di tengah derasnya arus informasi, Kodim memilih pendekatan humanis. Hoaks dan isu provokatif tak hanya dipatahkan dengan data, tapi juga dengan empati.
Masyarakat diajak kembali pada satu kesadaran bersama: Kapuas Hulu adalah rumah besar yang harus dijaga bersama-sama.
Siaga Tanpa Henti
Tugas Kodim 1206 tak berhenti di apel dan patroli. Mereka menyiagakan pasukan mobile dan statis di titik-titik vital, memastikan setiap sudut Kapuas Hulu berada dalam jangkauan perlindungan.
Bahkan, anggota TNI rutin mengikuti latihan penanggulangan huru-hara dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam sesuai prosedur operasi standar.
Andreas menegaskan, pengawasan hingga ke tingkat Koramil dilakukan secara berkala. Tujuannya jelas memastikan kesiapan operasional prajurit di lapangan.
“Keamanan wilayah tetap terjaga berkat sinergi solid antara TNI, Polri, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat,” ucap Andreas dengan nada penuh keyakinan.
Kapuas Hulu memang tenang, tetapi ketenangan itu lahir dari kewaspadaan. Sebuah keseimbangan rapuh yang dijaga dengan kerja keras tanpa sorot kamera, tanpa tepuk tangan, dan tanpa spanduk penghargaan.
Bagi mereka, menjaga keamanan bukanlah pekerjaan. Ini adalah panggilan hati. Ini adalah pengabdian.
Kehangatan di Tengah Batas
Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Wilayah ini unik kaya akan budaya, berlapis keberagaman, dan penuh potensi konflik jika tidak dijaga.
Tantangannya besar mulai dari penyelundupan, gesekan sosial, hingga pengaruh isu-isu eksternal yang masuk melalui jalur perbatasan.
Kodim 1206 bersama Polres Kapuas Hulu menyadari hal itu. Mereka tak hanya menjaga pagar, tapi juga menjaga jiwa-jiwa di dalamnya.
Mengawasi bukan berarti menakut-nakuti, melainkan menenangkan. Mengatur bukan berarti mengekang, melainkan merangkul.
Keamanan, pada akhirnya, bukan sekadar bebas dari gangguan. Keamanan adalah ketika masyarakat percaya bahwa esok akan tetap damai.
Dan di Kapuas Hulu, kepercayaan itu lahir dari sinergi.
Pesan untuk Masyarakat
Di penghujung keterangannya, Letkol Armed Andreas Prabowo Putro mengajak masyarakat Kapuas Hulu untuk menjaga kerukunan antarwarga.
Meningkatkan kewaspadaan pribadi dan kolektif. Tidak mudah terprovokasi isu luar. Karena menjaga Kapuas Hulu bukan hanya tugas aparat, tetapi juga tugas bersama seluruh warga.
Seperti tenun tradisional, keamanan adalah hasil dari benang-benang kecil yang saling menguatkan.
Jika satu benang rapuh, tenunan bisa koyak.Namun, jika semua saling menguatkan, maka Kapuas Hulu akan selalu berdiri kokoh.
Sinergi TNI dan Polri di Kapuas Hulu bukan sekadar laporan formal. Ini tentang kehadiran yang nyata, tentang wajah-wajah masyarakat yang bisa tidur nyenyak tanpa rasa waswas.
Ini tentang bagaimana negara hadir, bukan dengan seragam semata, tapi dengan hati dan kepedulian.
Di tengah hiruk pikuk dunia, Kapuas Hulu menjadi saksi keamanan bukanlah hadiah, tapi hasil dari kerja sama, kepercayaan, dan cinta pada tanah sendiri.