
Kalimantannews.id, Bursa Efek Indonesia Jakarta - Gelombang antusias rakyat. Di bawah langit Jakarta, Gedung Bursa Efek Indonesia kembali bergemuruh.
Dua hari pelaksanaan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 mencatatkan 11.682 pengunjung langsung rekor baru yang menandai kebangkitan minat rakyat pada dunia investasi.
Adalah Jeffrey Hendrik. Dia merupakan Direktur Pengembangan BEI, tersenyum penuh arti sangat mendalam.
“Antreannya sampai MRT Istora Mandiri. Ini bukti nyata pasar modal semakin dekat dengan rakyat,” kata Jeffrey hari ini.
Ruang bursa berubah jadi ruang harapan. Dari pelajar, guru, hingga karyawan swasta, semua berbaur tanpa sekat status.
CMSE 2025 ini juga ternyata bukan lagi pameran elit, melainkan pesta rakyat yang haus ilmu dan peluang.
Lahirnya Investor Anyar
Dalam dua hari, total 48.308 pengunjung baik langsung maupun daring menyaksikan ragam sesi edukatif.
Ada podcast bersama Nycta Gina dan El Rumi, hingga talk show lintas agama yang menenun makna spiritual dalam berinvestasi.
Hari kedua ditutup dengan kisah inspiratif dari tiga investor rakyat dan ajakan Ade Rai menjaga “kesehatan finansial”.
Di balik sorotan layar, data berbicara lantang, kampanye Aku Investor Saham berhasil mencetak 184.787 investor baru di berbagai daerah.
Serta ada juga melibatkan 6.545 guru lewat program Guruku Investor Saham.
“Guru menjadi agen literasi keuangan,” ucap Jeffrey. “Mereka menyalakan lilin kesadaran di ruang-ruang kelas.”
Pasar Berjuta Peluang
Tema besar Pasar Modal untuk Rakyat tak berhenti di jargon. Dukungan OJK, SRO, dan perusahaan tercatat memperkuat semangat inklusi finansial yang berkelanjutan.
Dari sinergi itulah, CMSE 2025 bukan hanya tentang angka, tapi tentang makna—bahwa setiap rakyat berhak tumbuh bersama ekonomi bangsanya.
Jeffrey menutup dengan kalimat yang menggema dari podium Bursa, “Dengan pasar modal untuk rakyat, kita mencipta satu pasar berjuta peluang peluang untuk tumbuh, berdaya saing, dan maju bersama.”
Di antara tepuk tangan sore itu, harapan terasa hangat pasar modal kini bukan milik segelintir, tapi milik semua yang berani bermimpi.