KEMATIAN MISTERIUS MIRAWATI, Pekerja Sawit PT Cipta Usaha Sejati CUS Milik Konglomerat Tomy Winata Guncang Kayong Utara Kalimantan Barat Hari Ini - Kalimantannews.id

KEMATIAN MISTERIUS MIRAWATI, Pekerja Sawit PT Cipta Usaha Sejati CUS Milik Konglomerat Tomy Winata Guncang Kayong Utara Kalimantan Barat Hari Ini

KEMATIAN MISTERIUS MIRAWATI, Pekerja Sawit PT Cipta Usaha Sejati CUS Milik Konglomerat Tomy Winata Guncang Kayong Utara Kalimantan Barat Hari Ini

KEMATIAN MISTERIUS MIRAWATI, Pekerja Sawit PT Cipta Usaha Sejati CUS Milik Konglomerat Tomy Winata Guncang Kayong Utara Kalimantan Barat Hari Ini
Keluarga menanti keadilan dan kepastian hukum

Kalimantannews.id, Kayong Utara - Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat, kembali tercatat dalam peta luka yang menganga.

Pada Sabtu, 6 September 2025, Mirawati (27), buruh sawit PT Cipta Usaha Sejati atau CUS ditemukan tak bernyawa.

Di balik hamparan sawit perkebunan, cerita duka itu menggema menyisakan tanda tanya besar yang menyesakkan dada.

Keluarga Mirawati tak pernah menduga, sang tulang punggung yang tiap hari bergelut dengan terik dan lumpur, akan pulang dalam keadaan kaku dan diam. 

Ibunda Mirawati, Jaitun, memeluk duka seperti memeluk bayang. Suaranya pecah setiap kali menyebut nama putri sulungnya.

“Pada saat jenazah datang, polisi memang ada. Setelah itu sepi. Tak ada kabar sama sekali,” ucapnya, mata berkaca-kaca, di rumah kayu di Jalan Sungai Gali, Pangkalan Buton, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat.

Misteri Tak Terjawab

Kematian Mirawati ini bukan hanya sekadar kehilangan. Ada keping-keping tanda tanya yang kian menyiksa.

Barang-barang pribadi almarhumah raib: dua ponsel, sepeda motor, laptop, dompet, hingga beberapa tas.

“Apa yang sebenarnya terjadi ini? Kenapa barangnya anak saya hilang?” tanya Jaitun, suaranya nyaris pecah.

Hingga lebih dari sepekan, tak ada kepastian. Kepolisian Kayong Utara, hingga Polda Kalimantan Barat pun kompak menutup telinga. Proses penyelidikan berhenti pada hari pemakaman. Setelah itu, senyap.

Janji Perusahaan Sawit Hampa

Di tengah kabut duka, sikap PT Cipta Usaha Sejati atau CUS menambah luka. Tak sepeser pun santunan, tak sebaris kata belasungkawa resmi yang diterima keluarga. Padahal Mirawati masih tercatat sebagai karyawan aktif.

“Uang duka seharusnya wajib. Sampai sekarang belum ada sama sekali,” tutur Jaitun menahan pahit sangat getir duka mendalam itu.

PT Cipta Usaha Sejati atau CUS--perusahaan besar dengan ladang sawit luas dan laba miliaran rupiah, tapi diam ketika nyawa buruhnya melayang.

Kepekaan sosial yang seharusnya jadi naluri, sirna ditelan keuntungan.

Bayang Panjang Nama Besar

Nama PT Cipta Usaha Sejati atau CUS tak berdiri sendiri. Di baliknya, berdiri sosok konglomerat nasional, Tomy Winata, lahir di Kota Pontianak Kalimantan Barat, 23 Juli 1958.

Pendiri dan pemilik Artha Graha Group. Bisnisnya melintang perbankan, properti, infrastruktur, bahkan filantropi lewat Artha Graha Peduli.

Ironi terasa pekat. Seorang yang dielu-elukan sebagai dermawan, kini perusahaannya diam ketika nyawa buruhnya melayang penuh misteri.

Bagi keluarga Mirawati, nama besar itu hanya membuat dinding kian tinggi. Bagaimana rakyat kecil menembus benteng kekuasaan dan modal?

Jeritan Keadilan Nyata

“Kami hanya ingin kejelasan. Kenapa anak saya meninggal seperti itu,” Jaitun berulang kali menegaskan, bahwa keadilan di atas segalanya.

Bagi keluarga, jawaban bukan sekadar data forensik. Itu tentang rasa adil, bahwa nyawa anak kampung di Kayong Utara tak kalah berharganya dengan para pemilik modal.

Mereka menanti polisi bekerja, menanti perusahaan bersuara, menanti negara hadir. Tapi hingga kini, hanya keheningan yang mereka peluk.

Saat Nyawa Buruh Hanya Angka

Di perkebunan kelapa sawit yang membentang, keringat buruh adalah emas hijau yang disulap jadi rupiah.

Namun ketika buruh itu pergi secara misterius, nyawanya seolah hanya catatan pinggir.

Kematian Mirawati menjadi cermin buram industri sawit Indonesia, di mana keuntungan kerap mengalahkan rasa kemanusiaan.

Kayong Utara bukan sekadar titik di peta Kalimantan Barat. Ia kini menjadi saksi bisu tentang bagaimana seorang anak bangsa, pekerja kelapa sawit yang seharusnya dijaga tewas tanpa jawaban.

Mirawati pulang dalam peti, meninggalkan luka dan pertanyaan. Keadilan baginya adalah ujian bagi nurani kita semua.

Akankah polisi Kalimantan Barat (Polda Kalbar-Mabes Polri) dan perusahaan berdiri di sisi kebenaran, atau membiarkan rimba sawit menelan cerita ini dalam sunyi senyap itu.

Formulir Kontak