
Alsintan Datang, Petani Pun...
Kalimantannews.id, Sekadau - Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Sekadau, lagi-lagi jadi sorotan.
Kali ini bukan karena hutan yang gundul atau banjir bandang, melainkan kedatangan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian.
Anggota DPR RI Komisi IV Paolus Hadi, menjadi pahlawan dadakan lewat aksi "nembak langsung" bantuannya ke empat kecamatan: Sekadau Hilir, Sekadau Hulu, Nanga Mahap, dan Belitang Hilir. Ya, semacam delivery service , tapi versi politik.
Dalam momen yang terbilang sakral itu, Paolus Hadi duduk manis bareng perwakilan kelompok tani (poktan).
Dengan wajah serius tapi tetap ramah, Paolus Hadi menyampaikan pesan bahwa bantuan ini bukan sekadar formalitas.
"Ini demi mendukung program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka," kata Paolus Hadi dengan nada penuh keyakinan.
Tapi, kalau kita lihat lebih dalam, apakah ini benar-benar murni untuk petani? Atau jangan-jangan ini hanya cara halus untuk memperpanjang masa jabatan? Hmm, siapa yang tahu?
Bantuan alsintan ini memang bisa dibilang jawaban atas doa para petani di Sekadau. Mereka yang selama ini masih mengandalkan cangkul dan sabit akhirnya bisa bernapas lega.
Apalagi, kata Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Sekadau, Kamilson, bantuan ini ditujukan untuk sektor pangan.
Artinya, nggak bakal ada intervensi dari pihak luar—kecuali memang benar-benar dibutuhkan oleh poktan.
Namun, seperti biasa, netizen nggak pernah absen memberikan komentar pedasnya. Di media sosial, banyak yang mulai bertanya-tanya: "Kenapa baru sekarang bantuan seperti ini datang?
Bahkan ada yang nyinyir bilang, "Kalau mau bantu petani, kenapa nggak dari dulu-dulu? Ini mah kayak kasih es krim ke anak kecil biar dia senyum."
Eits, tapi tunggu dulu. Jangan buru-buru menyalahkan Paolus Hadi. Setidaknya, beliau sudah berusaha membantu.
Lagipula, Paolus Hadi adalah sebagai anggota DPR RI Komisi IV, tanggung jawabnya memang di bidang pertanian. Jadi, ya, wajar kalau beliau turun langsung ke lapangan. Toh, nggak semua politisi mau capek-capek begini, kan?
Apa Kata DPRD Sekadau?
Anggota DPRD Kabupaten Sekadau, Ari Kurniawan Wiro, memberikan apresiasi setinggi langit kepada Paolus Hadi.
Dia bilang, bantuan alsintan ini sangat dibutuhkan untuk percepatan ketahanan pangan nasional.
"Ini tahun pertama beliau mengelola anggaran bersama kementerian, dan beliau sudah bisa membantu di Kabupaten Sekadau," kata Ari Kurniawan Wiro.
"Semoga bisa dimanfaatkan kelompok tani dan ke depan bantuan-bantuan lainnya bisa terus berlanjut," ucap Ari Kurniawan Wiro.
Komentar Ari ini seolah ingin menegaskan bahwa Paolus Hadi bukan cuma sekadar "datang, bagi-bagi barang, lalu pulang".
Ada harapan besar agar bantuan ini bisa berkelanjutan dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Namun, sekali lagi, ada yang merasa skeptis. "Apakah ini akan berlanjut, atau cuma sekadar janji manis?" tanya salah satu warga setempat di sana.
Meski terdengar bagus di atas kertas, ada beberapa hal yang patut dipertanyakan soal distribusi alsintan ini.
Pertama, apakah petani di Sekadau sudah benar-benar siap menggunakan alat-alat modern ini? Kedua, bagaimana dengan pelatihan penggunaannya?
Ketiga, siapa yang akan bertanggung jawab jika alat tersebut rusak atau tidak sesuai dengan kebutuhan?
Seperti yang diungkapkan Kamilson, bantuan ini memang ditujukan untuk kelompok tani yang sudah terdaftar di sistem Simultan.
Tapi, apakah semua petani di Sekadau sudah terdaftar? Bagaimana dengan mereka yang belum punya akses ke teknologi atau internet? Apakah mereka juga akan kebagian rezeki?
Belum lagi masalah perawatan. Kalau alatnya rusak, siapa yang akan memperbaiki? Apakah ada teknisi di daerah tersebut? Ataukah petani harus antre panjang di kantor dinas pertanian?
Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terdengar sepele, tapi faktanya, ini adalah tantangan nyata yang sering kali dilupakan oleh para pembuat kebijakan.
Program swasembada pangan yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memang terdengar muluk-muluk.
Tapi, kalau kita lihat dari sudut pandang positif, ini adalah langkah yang tepat. Indonesia memang butuh ketahanan pangan, apalagi di tengah ancaman krisis global yang semakin nyata.
Namun, untuk mewujudkan mimpi ini, bukan cuma alsintan yang dibutuhkan. Petani juga butuh dukungan dalam bentuk subsidi pupuk, bibit unggul, hingga harga jual hasil pertanian yang adil. Tanpa itu semua, swasembada pangan hanya akan jadi slogan kosong tanpa makna.
Jadi, apa kesimpulan dari semua ini? Apakah bantuan alsintan dari Paolus Hadi benar-benar solusi bagi petani di Sekadau?
Yang jelas, petani di Sekadau sekarang punya alat baru untuk membantu pekerjaan mereka. Itu sudah cukup untuk membuat mereka tersenyum.
Bagi kita yang tinggal di kota besar, mungkin cerita ini terdengar biasa saja. Tapi, bagi para petani di Sekadau, ini adalah berkah yang tak ternilai harganya.
Mereka hanya berharap, bantuan ini bukan sekadar basa-basi, tapi benar-benar bisa dirasakan manfaatnya dalam jangka panjang.
Apakah Paolus Hadi akan kembali ke Sekadau dengan bantuan lainnya? Ataukah ini hanya sekadar episode singkat dalam drama politik yang tak kunjung usai? Biarkan waktu yang menjawab.