Borneo Fair 2025 jadi panggung spektakuler bagi 400 UMKM Kalimantan Barat dengan target transaksi Rp50 miliar.
Kalimantanews.id, Kota Pontianak Kalimantan Barat - Kota Pontianak kembali menggeliat. Dari GOR Terpadu, aroma semangat bisnis menggantung di udara lembab sore hari.
Ratusan UMKM bersiap membuka tirai panggung besar bernama Borneo Fair 2025 sebuah pesta ekonomi rakyat menjanjikan perputaran transaksi hingga Rp50 miliar hanya dalam sepuluh hari.
Sebagai ajang promosi bisnis terbesar di Kalimantan Barat, event ini menjadi lebih dari sekadar pameran dagang.
Ia adalah perayaan kerja keras, mimpi kecil menolak menyerah, dan denyut nadi ekonomi kerakyatan yang semakin kuat di tengah gempuran pasar digital.
“Kita berharap target transaksi perputaran ekonomi di event Borneo Fair ini sekitar Rp40–50 miliar,” tutur CEO Holding Firmans Grup, Hendra Firmansyah dengan nada penuh keyakinan usai Technical Meeting para tenan.
Lebih dari 400 UMKM siap berkompetisi dalam balutan kreativitas dan kearifan lokal menyatu bersama.
Dari kerajinan tangan yang masih berbau rotan, hingga minuman herbal kekinian yang sedang tren di kalangan muda.
Ide Ruang Kreatif
Borneo Fair 2025 bukan hanya soal jual beli, ia adalah ruang interaksi sosial, tempat ide-ide kecil bermetamorfosis menjadi peluang besar.
“Target pengunjung sekitar 20 ribu orang per hari, bisa dua kali lipat di akhir pekan,” jelas Hendra lagi soal itu.
Jumlah yang fantastis, mengingat antusiasme masyarakat Pontianak terhadap event semacam ini nyaris selalu di luar prediksi.
Di balik hiruk-pikuk itu, PT Alfarizi Media Nusantara, anak perusahaan Holding Firmans Grup, menjadi motor penggerak.
Mereka menyiapkan bazar kuliner, teknologi, agribisnis, jasa, kerajinan, hingga fashion menciptakan lanskap ekonomi yang heterogen, layaknya miniatur pasar bebas dalam versi rakyat.
Panggung musik pun tak kalah menggoda. Ada Festival Band Pelajar, Dance Competition (KPOP dan Modern), hingga Intimate Concert artis ibu kota.
Semua berpadu dalam ritme ekonomi kreatif yang tak sekadar mencari laba, tapi juga pengalaman emosional.
“Konser dari sejumlah artis ibu kota juga kita hadirkan. Ditambah lagi doorprize motor, motor listrik, dan umrah untuk dua orang,” ujar Hendra tersenyum lebar.
Borneo Fair memang paham betul cara menggoda publik. Daya tarik bukan semata pada transaksi, tapi pada suasana, pada denyut hidup dirayakan bersama.
Gerak Ekonomi Kerakyatan
Lebih dalam, makna Borneo Fair 2025 tidak hanya berhenti di tumpukan struk belanja.
Ia menembus ruang kebijakan, menyentuh arah program pemerintah tentang ekonomi kerakyatan kini menjadi narasi besar di masa pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.
“Intinya, kita menggerakkan ekonomi kerakyatan yang mengacu pada program pemerintah,” jelas Project Manager Borneo Fair, Iskandar, dalam wawancara penuh nada optimisme.
“Selain itu, kita juga berkolaborasi dengan kegiatan budaya dan ekonomi kreatif,” dia mengutarakan lebih jauh.
Iskandar tak berlebihan. Karena di balik setiap stan, terselip kisah tentang perjuangan.
Ada Wulan, pemilik brand Macha, yang membawa produk minuman herbal trendi hasil racikan tangan sendiri.
“Selama ini pameran paling lama seminggu, tapi Borneo Fair bisa 10 hari. Bagus sekali untuk promosi,” ucapnya dengan mata berbinar.
Ada pula Rita, penjaga cita rasa tradisi, yang membawa kue basah dan makanan lokal khas Kota Pontianak Kalimantan Barat.
Ia berharap produk tradisionalnya mendapat ruang di hati generasi muda di antara hiruk inovasi digital dan selera instan yang kian mendominasi.
Di titik ini, Borneo Fair bukan lagi sekadar ajang dagang. Ia adalah kaleidoskop ekonomi lokal, tempat nilai budaya, semangat usaha, dan cita-cita kemakmuran berjalin erat.
Dari balik tenda kecil, anak-anak muda belajar menjual mimpi. Dari setiap transaksi, mengalir keyakinan bahwa ekonomi Indonesia tidak selalu harus bergantung pada korporasi besar kadang ia tumbuh dari tangan-tangan kecil tak pernah berhenti berinovasi.
Pasar Panggung Perubahan
Dalam gemerlap lampu GOR Terpadu, maka semua menyaksikan wajah ekonomi Kalbar yang sesungguhnya.
Bukan hanya angka-angka dalam laporan bisnis, tapi denyut manusia yang bekerja, berharap, dan berjuang.
Borneo Fair 2025 hadir sebagai simbol optimisme ekonomi rakyat. Ketika kreativitas lokal dan kepercayaan diri UMKM diberi panggung, maka arus ekonomi bukan hanya mengalir, ia menari.
Di setiap tarian itu, tersimpan doa kecil dari ratusan pelaku usaha semoga langkah kecil mereka hari ini menjadi riak besar bagi masa depan ekonomi kerakyatan Kalimantan Barat inklusif, kreatif, dan berdaulat.
